Tips Mencari Baby Sitter

Perubahan sosial di masyarakat terus berubah semakin cepat, seperti halnya soal pengasuhan anak dalam keluarga. Dahulu, lazimnya seorang ibu rumah tangga cukup di rumah saja mengurusi segala pernak-pernik urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Namun kondisi itu secara berangsur sudah bergeser, terlebih karena semakin banyak pasangan suami-istri yang bekerja atau yang sering juga disebut keluarga double income. Jumlah wanita karir terus meningkat dari tahun ke tahun. Arus emansipasi ini pada akhirnya merubah pandangan di tengah masyarakat, bahwa dalam hal mengasuh anak sudah banyak yang mempercayakan kepada pengasuh yang biasa kita kenal sebagai baby sitter. Bahkan ibu yang tidak bekerja sekalipun tidak sedikit yang menggunakan jasa baby sitter untuk menjadi seorang ‘asisten’ dalam aktivitas sehari-harinya.

Kebutuhan akan jasa pengasuh/pendamping terus meningkat secara signifikan, ini tercermin dari semakin banyaknya jasa penyelia yang mendidik dan menyelurkan baby sitter, suster jompo hingga PRT. Dari sebuah situs majalah di internet dewasa ini ada sekitar ratusan yayasan yang tersebar di Jabodetabek. Bahkan pelatihan/pendidikan suster dewasa ini cendrung semakin terspesialisasi, misalnya : Nanny (pengasuh untuk anak new born dan anak usia 1-3 tahun), Governess (pendamping anak usia sekolah TK/SD), Old Folk Nurse (suster jompo) dsb. Kekhususan ini membutuhkan materi kurikulum pengajaran yang berbeda pula, supaya keahlian seorang suster dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa nantinya.

Untuk mencari seorang pengasuh/pendamping anak yang kompeten tentunya banyak cara yang bisa dilakukan dengan berbagai plus minusnya. Ada yang mendapatkannya melalui refrensi teman seorang suster, dari penyalur perorangan, yayasan, dsb. Untuk itu kami berikan beberapa tips yang bisa menjadi masukan dalam memilih seorang baby sitter.

1. Wawancara, salah satu cara mengukur kemampuan seorang calon baby sitter adalah dengan interview baik langsung maupun melalui telepon (bila tidak ada waktu). Beberapa pertanyaan bisa mengukur kwalifikasi seseorang suster, misalnya: berapa lama pendidikan, hal apa saja yang dipelajari, berapa lama pengalaman kerja, senang kepada anak-anak atau tidak, uji kemampuan matematika (berhitung), bahasa (inggris/mandarin dsb), menyanyi, mendongeng, menggambar, menulis, membaca, dsb. Namun, hasil wawancara juga belum menjamin kebenaran hasil test. Butuh waktu dua hari sampai satu minggu bagi seorang suster menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Setelah itu, sebenarnya sudah bisa diduga bagaimana kwalifikasi yang dimilikinya, ajukan garansi sebelum masa berlakunya habis. Yayasan yang baik, masa garansi akan diperpanjang bila masa garansi telah habis sebelum mereka dapat memberikan suster pengganti.


2. Pengalaman kerja bisa juga menjadi tolok ukur. Suster yang sering pindah kerja dalam waktu relatif singkat menunjukkan kwalifikasi yang rendah. Hal apa saja yang menjadi tugasnya dalam pekerjaan sebelumnya. Mengapa mereka akhirnya pindah. Dari interaksi dan sikap suster dalam wawancara, ditujukan agar bisa dipastikan tentang hal penting lainnya: kejujuran dan layak dipercaya. Itu dari sisi sorang suster demikian juga perlu ditanya komentar yayasan atas suster yang akan dikeperjakan.

3. Cari baby sitter dari yayasan, tentu harus membayar biaya administrasi namun beberapa keuntungan yang akan diberikan bila mengambil suster dari yayasan, misalnya menghindari risiko sindikat pencurian yang terorganisir yang biasa terjadi dari penyalur perorangan atau suster refrensi dari seseorang. Yayasan yang resmi umumnya memberikan pendidikan dan garansi pergantian dalam tenggang waktu tertentu. Dan kecil kemungkinan pihak yayasan mau ambil risiko untuk kerja sama dalam sindikat terorganisir dengan mengorbankan keuntungan jangka panjang. Biasanya seorang suster diminta jaminan izasah asli yang menjadi jaminan selama suster bekerja. Untuk membuktikan sebuah yayasan resmi atau tidak bisa dilakukan dengan datang langsung (mengamati: nama yayasan, alamat), menanyakan bukti, namun kalau hal itu terlalu sulit dilakukan bisa melalui brosur yayasan, atau dari orang yang mengetahui keberadaan yayasan tsb, seperti pengguna jasa. Bisa juga melalui iklan di media, ada kalanya iklan untuk baby sitter pada media besar meminta persyaratan melampirkan copy izin yayasan. Misalnya : Nova, Kompas, dan media besar lainnya.

4. Kenali yayasan penyelia lebih jauh, informasi tentang yayasan bisa dicari dari pengguna jasa yang sudah pernah mengambil dari yayasan bersangkutan, namun sering kali keluhan pengguna jasa ditulis di internet, dan dengan searching di google misalnya, bisa diketahui hal-hal buruk yang pernah terjadi di yayasan bersangkutan. Ada kalanya pemasang iklan di media menyebut sebagai yayasan resmi, meskipun statusnya hanya sebagai penyelia perorangan dan alamatnya kurang jelas, dan bila terjadi masalah sering tidak dapat dihubungi lagi. Keberadaannya sering berpindah-pindah dengan nomor telepon berganti-ganti, suka memberi beberapa kemudahan, seperti : biaya adm yang murah, tidak ada potongan, tanpa surat perjanjian, garansi yang muluk-muluk. Ada juga yayasan yang tidak melakukan trainning terhadap baby sitter, biasanya hanya direkrut dari baby sitter pindahan atau suster yang sudah berhenti bekerja.

5. Keuntungan apa saja yang diberikan, selain adanya garansi pergantian, seorang calon pengguna jasa berhak untuk menanyakan keuntungan apa saja yang akan diperoleh bila ia mengambil baby sitter dari yayasan yang bersangkutan. Misalnya (biasanya dimasukkan dalam pasal-pasal perjanjian): jaminan keamanan, boleh tidaknya suster mempergunakan HP, garansi after sales service: pengembalian/pemberhentian suster, pelanggaran perjanjian, tindakan kriminal, dsb. Sangat logis, bila uang yang Anda keluarkan harus sebanding dengan manfaat yang akan diterima. Bukti identitas jelas, suster haruslah memiliki KTP atau setidaknya surat pengantar dari kelurahan, memiliki izasah/sertifikat, bukti rongent (kesehatan) serta yang lainnya. Dokumen ini dapat menunjukkan kejelasan asal usul seorang suster dan bila terjadi sesuatu hal bisa lebih mudah ditelusuri keberadaannya. Yayasan yang resmi biasanya mendata calon suster beserta keluarga dekatnya yang bisa dihubungi. (MVW)

Pendapat :
Kesimpulan (penulis) yang terpenting
1.Yang terpenting yayasannya terjamin terpercaya dan terbukti. Bukan cuma janji aja. Menurut saya jarang sepanjang yang saya tahu paling antara 1 s/d 3. Kita harus pintar pintar mensiasati hal ini. Soalnya yayasan yang biasa-biasa pasti bilangnya juga bagus. Dan yayasan yang bagus sekarang sudah berubah pelayanannya jadi kurang bagus, entah terlalu mementingkan keuntungan atau Makelar baby sitter nya pindah ke yayasan lain dan faktor lainya.
Saya mengalaminya sendiri waktu dan uang administrasi sudah banyak dikeluarkan, tapi tak apalah demi anak.
2.Stock baby sitter nya harus banyak juga, kalo tidak cocok tukar cepat. Hal ini juga jarang saya liat. Ada yang banyak tapi sekarang sudah tidak lagi, ada yang banyak tapi katanya belum lulus dan sebagainya. Hampir semua yayasan baby stok baby sitter nya sangat terbatas.
Mau ga mau kita harus memilih baby sitter yang terbaik dari yang ada dengan kreteria yang minimal saja.

Panduan Memilih BS Yang Baik
Pengalaman memiliki baby sitter
Alamat Baby sitter

Source : Tiarakasihbunda

Post a Comment

0 Comments