Cara Mengetahui Obat Palsu

Antisipasi Obat Palsu, Perhatikan Nomor Register di Kemasan, Semarang, CyberNews. Rendahnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap obat-obatan menjadi salah satu pemicu suburnya peredaran obat palsu di Indonesia. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk lebih waspada, jeli dan kritis dalam membeli serta memilih obat yang hendak dikonsumsi. Salah satu caranya yakni dengan memperhatikan nomor registrasi yang tertera di kemasan sebagai tanda obat tersebut sudah mendapat izin untuk dijual di Indonesia. 'Banyak cara dilakukan jaringan produsen dan pengedar obat-obatan palsu. Modus yang kerap digunakan adalah dengan mengumpulkan obat kedaluwarsa, lalu mengganti label yang baru dengan memperpanjang masa waktu pemberlakuan obat,'' kata Direktur Utama Apotek K-24, Dr Gideon Hartono, dalam jumpa pers di Apotek-24, Jl Brigjen Katamso, Semarang, Sabtu (22/9).
Kondisi seperti itu, lanjut Gideon, mendorong Apotek K-24 yang merupakan apotek jaringan (networking pharmacy) di Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam usaha memutus mata rantai peredaran obat palsu.

Dalam acara yang bertajuk ''Apotek K-24 Perangi Obat Palsu'' itu dilakukan pemusnahan terhadap obat kadaluwarsa serta kemasan yang tidak terpakai dan penyebaran brosur ''Tips Menghindari Obat Palsu'' kepada masyarakat. Pihak manajemen dan seluruh supplier-nya juga menandatangai deklarasi memerangi obat palsu. Selain itu, diadakan pemasangan stiker ''Apotek K-24 Hanya Jual Obat Asli'' di seluruh gerai Apotek K-24.

''Kami sejak awal ikut aktif mendukung program pemerintah dalam memerangi obat palsu dengan cara mencegah masuknya obat palsu di jaringan Apotek K-24. Cara lainnya, yakni dengan membeli barang (obat- red) dari supllier resmi, legal dan terpercaya serta memeriksa ulang setiap obat yang diterima,'' tambah Gideon.

Dijelaskannya, obat-obatan yang paling banyak dipalsukan adalah obat yang paling laku dan banyak dikonsumsi masyarakat, seperti antibiotik. Selain itu, obat yang banyak dipalsukan adalah obat yang biasa dikonsumsi penderita penyakit tertentu secara terus-menerus, sepeti obat kencing manis, darah tinggi dan lainnya.

Cara lain untuk mengurangi peredaran obat palsu adalah membeli obat dengan resep dokter dan menebusnya atau membelinya di apotek. ''Agar lebih aman dan terjamin, sebaiknya menebus resep dokter di apotek. Meski tak ada jaminan seratus persen obat yang dijual di apotek asli, namun pengawasan di tempat itu dilakukan secara ketat,'' tambah Gideon.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah memeriksa kualitas kemasan dan fisik produk obat tersebut. Jika kemasannya sudah rusak dan lusuh, menurut Gideon, sebaiknya konsumen berani untuk menolak dan meminta kemasan obat yang masih baik dan utuh.

Selain itu, periksalah nama dan alamat produsen, apakah tercantum dengan jelas. Apotek K-24 juga membuka konsultasi gratis tentang obat palsu bagi masyarakat di lima gerai apotek yang ada di Kota Semarang.

( adi prianggoro/cn05 )
Source : apotek-k24.com

Antisipasi Peredaran Obat Palsu

SEMARANG- Rendahnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap obat-obatan menjadi salah satu pemicu suburnya peredaran obat palsu di Indonesia. Untuk itu, masyarakat diimbau lebih waspada, jeli, dan kritis dalam membeli serta memilih obat yang hendak dikonsumsi. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan nomor register yang tertera di kemasan sebagai tanda obat tersebut sudah mendapat izin untuk dijual di Indonesia. ''Banyak cara dilakukan jaringan produsen dan pengedar obat-obatan palsu. Modus yang kerap digunakan adalah dengan mengumpulkan obat kedaluwarsa, lalu mengganti label yang baru dengan memperpanjang masa waktu pemberlakuan obat,'' kata Direktur Utama Apotek K-24 dokter Gideon Hartono dalam jumpa pers di Apotek-24 Jl Brigjen Katamso, Sabtu (22/9).

Kondisi seperti itu, lanjutnya, mendorong Apotek K-24 yang merupakan apotek jaringan (networking pharmacy) di Indonesia, berperan lebih aktif dalam usaha memutus mata rantai peredaran obat palsu.

Dalam acara bertajuk ''Apotek K-24 Perangi Obat Palsu'' itu, dilakukan pemusnahan terhadap obat kadaluwarsa serta kemasan yang tidak terpakai dan penyebaran brosur ''Tips Menghindari Obat Palsu'' kepada masyarakat. Manajemen dan seluruh supplier juga menandatangani deklarasi memerangi obat palsu. Selain itu, diadakan pemasangan stiker ''Apotek K-24 Hanya Jual Obat Asli'' di seluruh gerai Apotek K-24.

''Kami sejak awal ikut aktif mendukung program pemerintah dalam memerangi obat palsu dengan cara mencegah masuknya obat palsu di jaringan Apotek K-24. Cara lainnya, dengan membeli obat dari supplier resmi, legal, dan tepercaya,'' tambah Gideon.

Obat-obatan yang paling banyak dipalsukan adalah obat yang paling laku dan banyak dikonsumsi masyarakat, seperti antibiotik. Selain itu, juga obat yang biasa dikonsumsi penderita penyakit tertentu secara terus-menerus, sepeti obat kencing manis dan darah tinggi.

Cara lain untuk mengurangi peredaran obat palsu adalah membeli obat dengan resep dokter dan menebusnya atau membelinya di apotek. (H40,J8-37)

Source : apotek-k24.com

Post a Comment

0 Comments