ASI Tak Hanya AA dan DHA

BANDUNG, KOMPAS. com - Bayi yang mengkonsumsi air susu ibu (ASI) mendapat kandungan "Gangliosida (GA)" lebih banyak dibandingkan bayi yang mengkonsumsi susu biasa.

Hal tersebut disampaikan dr Yohanes Tri Nugroho Msi Med Spa dalam Road Show Seminar Building Your Child’s Brain Connection di Hotel Grand Aquila, Bandung.

Dikatakan, nutrisi terbaik untuk bayi adalah ASI karena dalam ASI terdapat banyak zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak yang sehat, salah satunya adalah GA.

"GA dalam ASI berperan untuk pembentukan memori dan fungsi umum otak besar serta sebagai alat konektivitas sel otak bayi," ucapnya.

Meskipun begitu, kandungan GA dalam susu biasa sama sekali tidak berbahaya. Dikatakannya hingga saat ini belum ada riset yang menunjukkan efek negatif dari GA yang terkandung dalam susu biasa.

Sementara Ratna Siswati, Asisten Nutritionist Anmum, mengatakan GA sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Dijelaskannya, bahwa ketika lahir, bayi memiliki 100 miliar sel otak yang belum terhubung dan GA diperlukan untuk menghubungkan sel-sel otak tersebut.

Jadi, tak cukup hanya dengan AA dan DHA saja. GA juga diperlukan untuk meningkatkan kecerdasan anak, ucapnya,

Saat ini ibu-ibu muda Indonesia sangat tertarik pada nutrisi untuk perkembangan otak anak. Kini, ada penemuan baru berupa nutrisi GA yang ternyata fungsinya tidak kalah penting dari AA dan DHA.

ABD

Kandungan ASI Lebih Stabil ketimbang Susu Formula
MUNGKIN tak ada susu apapun di dunia ini yang kandungannya bisa menyamai air susu ibu (ASI). Kelengkapan gizi dan nutrisi yang dimilikinya memungkinkan si bayi bisa bertahan hidup, tanpa harus mengasup makanan pendamping lainnya.

Salah satu kandungan penting dalam ASI adalah kolostrum. Zat ini berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit. Dalam kolostrum terdapat protein, vitamin A, karbohidrat, dan lemak rendah yang berguna bagi bayi di hari-hari pertamanya.

Selain kolostrum, ASI juga mengandung taurin, decosahexanoic acid (DHA), dan arachidonic acid (AA). Ketiga kandungan tersebut sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak bayi.

Memang, beberapa susu formula sudah memasukkan komposisi ini. Cuma, menurut ahli gizi Universitas Indonesia Susianto, kandungan gizi dalam susu formula seringkali tidak stabil karena adanya perubahan suhu. Maklum, biasanya, kandungan DHA dan AA dalam susu formula diambil dari ikan. "Kalau kandungan gizi di ASI pasti stabil," katanya.

Kelebihan utama ASI lainnya yang tak dimiliki oleh susu lainnya adalah zat imunologik. ASI mengandung zat antiinfeksi yang bersih dan bebas kontaminasi. Zat imun itu ada pada immunoglobulin, sekretori, dan laktoferin.

Zat immunoglobulin yang terdapat dalam kolostrum berfungsi mencegah terjangkitnya penyakit pada bayi. Lalu, zat sekretori yang dapat melumpuhkan bakteri patogen e-coli serta berbagai virus pada saluran pencemaan. Sementara laktoferin, sejenis protein, merupakan komponen zat kekebalan yang berfungsi mengikat zat besi di saluran pencemaan.

Meski kandungan gizi dalam ASI-begitu banyak, zat-zat tadi bakal mudah terserap tubuh bayi. Kandungan protein whey memudahkan penyerapan lebih besar dibandingkan susu sapi atau susu formula.

Menurut Dokter Mulyadi dari Medizone Clinic, komposisi gizi yang ada di ASI sebenarnya tak akan berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Tapi, apa yang dikonsumsi oleh sang ibu memang akan memberi pengaruh, baik ke kualitas gizi maupun rasa ASI itu sendiri.

Makanya, ibu yang tengah menyusui sangat disarankan untuk menjaga pola makannya. Artinya, jangan sampai kurang dan harus bergizi. Selain itu, makanan dengan citarasa yang kuat seperti asam atau pedas juga sebaiknya dihindarkan dulu.

Karena, makanan jenis itu akan membuat rasa ASI tidak enak untuk bayi. Meminum banyak air putih dan susu bagi ibu menyusui juga sangat dianjurkan. Selain demi menjaga asiupan ASI terhadap bayi, makanan jenis itu sangat berguna untuk menjaga kesehatan sang ibu sendiri. (Epung Saepudin, M.D. Novita)

ASI Satu Jam Pertama Selamatkan Bayi
YOGYAKARTA, SABTU - Konselor air susu ibu (ASI) Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Amiruddin mengatakan, pemberian ASI pada satu jam pertama setelah persalinan akan membantu memastikan keselamatan bayi yang dilahirkan.

"Berdasarkan penelitian, menyusui pada satu jam pertama kehidupan menyelamatkan lebih dari satu juta bayi, karena itu masyarakat perlu digerakkan untuk memberikan ASI pada satu jam pertama agar dapat menyelamatkan bayi," ungkapnya pada acara sosialsiasi desa siaga di Yogyakarta, Sabtu (29/11).

Selain itu, masyarakat dianjurkan untuk melakukan kontak kulit dengan bayi segera setelah lahir, kemudian dilanjutkan dengan menyusui pada satu jam pertama.

"Setiap institusi yang berkaitan dengan kesehatan dianjurkan untuk menjadikan program menyusui pada satu jam pertama sebagai tindakan preventif serta memastikan keluarga dan masyarakat betapa pentingnya menyusui pada satu jam pertama," ujarnya.

Mereka harus aktif menganjurkan dan memastikan bayinya diberi kesempatan mendapat ASI pada satu jam pertama. Ia mengatakan, strategi yang harus dilakukan untuk menempuh progam itu adalah mengembangkan dan menerapkan legislasi yang melindungi perilaku pemberian ASI pada satu jam pertama menyusui.

Selanjutnya, kata dia, meningkatkan kepedulian para pengambil keputusan, tokoh masyarakat, masyarakat luas dan keluarga tentang pentingnya menyusui pada satu jam pertama.

"Selain itu , mengupayakan agar semua petugas dan sarana pelayanan kesehatan mendukung perilaku menyusui yang optimal," ujarnya.

Sementara pihak rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya diharapkan menilai tempat persalinan dan hambatan pelaksanaan menyusui pada satu jam pertama, serta menganjurkan semua pihak untuk mencatat dilaksanakan atau tidak tindakan mulai menyusui pada satu jam pertama.

"Yang juga penting adalah monitoring dan evaluasi pelaksanaan program menyusui pada satu jam pertama, sedangkan petugas kesehatan perlu pendidikan dan latihan tentang bagaimana membantu tindakan menyusui pada satu jam pertama," katanya.

Ia mengingatkan, para pengambil kebijakan perlu menganjurkan sarana persalinan dan institusi kesehatan terkait lainnya untuk memasukkan program menyusui pada satu jam pertama sebagai indikator kualitas layanan ibu dan bayi yang terbaik," tandasnya.

AC
ASI Juga Bermanfaat untuk Ibu
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebenarnya banyak manfaat ASI bagi ibu. Namun, tingkat pemberian ASI di Indonesia menurut data Unicef (2005) hanya 40 persen. Jumlah ini tentu saja memprihatinkan karena ASI sangat diperlukan bayi bagi perkembangan otak dan kekebalan tubuhnya.

Manfaat ASI bagi ibu, antara lain, mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan, kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normal, ibu yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh sebelum hamil. Hal itu juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan kembali, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis, dan mengurangi kemungkinan kanker indung telur dan kanker payudara. Demikian kata dokter spesialis anak dan konsultan laktasi dr Edi Setiawan Tehuteru dalam diskusi "Bagaimana Lingkungan Sosial Memiliki Peran dan Memperlancar Pemberian ASI" yang diselenggarakan Unilever di Jakarta, Jumat (20/3).

Agar ibu bisa memberikan ASI, maka kondisi psikologis ibu harus tenang. Untuk itu, diperlukan dukungan lingkungan serta keluarga besar agar pemberian ASI berjalan lancar. Peran ayah, seperti membuat suasana rumah kondusif, mendorong ibu untuk menyusui dan membantu dalam hal-hal praktis. Hal tersebut akan sangat menolong.

Inisiasi menyusui dini (IMD) sebagai tahap awal pemberian ASI akan mempermudah pemberian ASI berikutnya. "Begitu bayi lahir, usai tali pusarnya dipotong, langsung diletakkan di dada ibu. Bayi akan menyusu dengan sendirinya," kata Edi Setiawan.

source -eli- : Kompas.com

Post a Comment

0 Comments