Cegah Stroke Sejak Balita

MENCEGAH penyakit stroke sebaiknya dilakukan sejak usia dini bahkan saat masih balita. Peran orang tua dalam membiasakan gaya hidup sehat kepada anak-anak juga penting dalam upaya menghindari dan menekan risiko penyakit mematikan ini.

Menurut dr Hardhi Pranata Sp.S. MARS dari Bagian Penelitian Pengembangan Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), kesadaran akan pentingnya upaya pencegahan sejak dini perlu ditanamkan mengingat semakin banyaknya kasus stroke menyerang kaum muda dan usia produktif di Indonesia.

Fenomena ini, kata Hardhi, tidak terlepas dari masih sangat rendahnya kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan stroke. Stroke sebenarnya tidak asing lagi di telinga masyarakat, tetapi kesadaran untuk mencegahnya justru sangat rendah.

"Kalau mau sadar akan bahaya stroke sebenarnya tidak perlu menunggu hingga usia 20 tahunan. Tapi kesadaran harus diterapkan sejak dini bahkan sejak usia balita dan ini adalah tugas dari para orang tua," ungkap Hardhi di Jakarta, Selasa (14/10).

Hardhi menjelaskan, kelainan pembuluh darah yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit stroke bisa terjadi sejak usia 9 tahun. Kelainan ini dapat timbul akibat kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi, tetapi kualitas nutrisinya buruk.

"Kita tahu bahwa kelainan pembuluh darah dapat terjadi sejak usia 9 tahun, di mana anak-anak sejak balita sudah dibiasakan memakan junk food yang tinggi kadar lemaknya tetapi kualitasnya jelek yang dapat menyebabkan perlemakan pada pembuluh darah. Jadi jangan dibiasakan para orang tua mengajak anak-anaknya, bahkan sejak masih balita, ke tempat-tempat makanan begitu," paparnya.

Yayasan Stroke Indonesia sendiri, lanjut Hardhi, mengharapkan kesadaran akan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat seperti menghindari makanan junkfood dapat tumbuh tak hanya di kalangan orang tua yang telah memiliki anak. Kesadaran ini sangat perlu ditumbuhkan pada pasangan usia muda yang baru menikah supaya anak-anak mereka kelak terhindar dari risiko stroke.

Kasus stroke di Indonesia sendiri menurut data yang dirilis Yastroki menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 1990-an sebuah penelitian menunjukkan kasus stroke mencapai 3, 98 persen dari seluruh penduduk. Diperkirakan 500 ribu penduduk terkena serangan stroke dan sekitar 125 ribu di antaranya meninggal atau cacat seumur hidup.

Setelah tahun 2000-an, kasus stroke ternyata terus melonjak. Pada 2004, hasil penelitian di beberapa rumah sakit menemukan bahwa pasien rawat inap akibat stroke berjumlah 23.636 orang sedangkan yang rawat jalan atau tidak dibawa ke rumah sakit karena tidak mampu atau jauhnya jarak dari rumah sakit ternyata jumlahnya jauh lebih besar lagi.

Fakta bahwa kasus stroke terus meingkat juga telah diungkap dalam sebuah konferensi stroke internasional di Wina belum lama ini. Salah satu masalah yang mengemuka pada konferensi itu adalah fakta bahwa kasus stroke semakin merebak di kawasan Asia akibat berubahnya gaya hidup masyarakat.

AC
source : kopas.com

Bermain rangsang otak anak
ASI dan iq bayi
Puting susu belah dilarang menyusui
Informasi seputar asi

Post a Comment

0 Comments